6285155291711

puskopedia@gmail.com

Permohonan Online

Anda dapat mengajukan secara permohonan online

Produk Warga

Jelajahi produk lokal buatan dari para warga kami untuk Anda

Lapor/Aduan/Saran

Anda dapat melaporkan aduan dan memberi saran maupun kritik

Sejarah Desa

Tidak ada sumber primer, baik prasasti ataupun naskah tertulis yang menjelaskan sejarah awal keberadaan Desa Kalikudi. Sejarah Desa Kalikudi hanya dipahami dari cerita lisan yang disampaikan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Sejarah Desa

Dari cerita-cerita lisan itu diyakini bahwa Desa Kalikudi termasuk salah satu desa yang keberadaanya sudah cukup tua. Desa Kalikudi diperkirakan sudah ada pada masa-masa berdirinya Kerajaan Mataram, Jawa Tengah.

Desa Kalikudi merupakan salah satu desa yang berada di area Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Desa ini mencakup wilayah pertanian yang cukup luas. Dari bagian utara desa hingga ke bagian selatan wilayah desa. Namun, untuk wilayah pertanian di bagian selatan lebih luas dibanding wilayah utara.

Sejarah pembentukan wilayah Desa Kalikudi berawal dari seorang kesatria dari Kerajaan Mataram yang bernama Rangga Tahun. Beliau berguru kepada seorang Kyai Purbasari di dusun Dhaon Lumbung (Cilacap). Kyai Purbasari adalah juru kunci bunga Wijayakusuma yang berada di Pulau Nusakambangan. Beliau mempunyai dua orang anak yang bernama Cakrapraja dan Rangga Kusuma.

Dikemudian hari Kyai Purbasari menikahkan putranya yaitu Rangga Kusuma dengan putri Kyai Nayadipa. Kyai Nayadipa adalah seorang Demang dari dusun Bunton. Setelah menikah dengan putri Kyai Nayadipa, Rangga Kusuma berganti nama menjadi Ditakerta yang kemudian disebut dengan Kyai Ditakerta dan tinggal di Adiraja. Sebagai wujud seorang pemimpin rumah tangga untuk bertanggung jawab jepada keluarganya, Kyai Ditakerta mencari tanah untuk dijadikan tempat tinggal dan bercocok tanam untuk anak cucu nantinya.

Pada waktu itu, Kyai Ditakerta mengetahui di wilyah utara kademangan Adiraja madih terdapat hutan. Beliau berinisitaif untuk membuka lahan (trukah) di hutan tersebut. Seiring waktu pembuakaan lahan di hutan tersebut memerlukan waktu yang lama. Tidak mungkin untuk kembali setiap saat ke Kademangan Adiraja. Karena itu Kyai Ditakerta mendirikan gubug sebagai tempat istirahat/madepok dan menginap. Tempat istirahat/madepok inilah yang sekarang disebut sebagai Depok yang berada di dusun/grumbul Pedudutan Gunung Duren, Kalikudi

Selain mendirikan gubug, Kyai Ditakerta membuat sumber air/beji yang berada di bawah pohon Ketos, maka dari itu disebut Sumur Ketos. Depok dan Sumur Ketos ini lah yang sekarang menjadi sejarah bagi anak cucu keturunan Kyai Ditakerta.

Sekian lama memperluas wilayah yang dibuka oleh Kyai Ditakerta semakin luas saja. Beberapa wilyah tersebut mencakup:

  1. Semingkir
  2. Pedudutan
  3. Pejaten
  4. Peturusan
  5. Glempang
  6. Doplang Lor
  7. Kalijaran
  8. Klapagada
  9. Gumbril

Pada saat memperluas lahan wilayah Kyai Ditakerta tidak lupa mendirikan gubub/tempat perisitirahatan di berbagai wilayah tersebut. Tempat istirahat tersebut diantaranya :

  1. Kedhawung, berada di wilayah Semingkir
  2. Krapyak, berada di wilayah Peturusan
  3. Ketanggung, berada di wilayah Pejaten

Dari beberapa wilayah yang dibuka oleh Kyai Ditakerta sekarang yang hanya menjadi wilayah desa Kalikudi hanya mencakup: Semingkir, Pedudutan, Peturusan, Pejaten dan Glempang. Sementara Doplang Lor menjadi wilayah Desa Doplang. Untuk grumbul Kalijaran memisahkan diri dan membuat dusun tersendiri. Selain itu untuk grumbul Klapagada dan Grumbil masuk ke dalam wilayah Desa Maos Kidul.Sementara itu Desa Kalikudi mendapat tambahan cakupan wilayah yaitu Kalipomahan dan Kelapagading yang dulunya adalah wilayah Penggalang.

Wilayah yang dibuka oleh Kyai Ditakerta ternyata subur dan makmur. Banyak masyarakt berdatangan untuk tinggal dan membantu pembukaan lahan selanjutanya. Namun, wilayah itu masih menjadi wilayah kademangan Adiraja. Mengingat semakin banyak warga yang berdatangan dan tinggak di dusun tersebut Kyai Ditakerta ditunjuj sebagai sesepuh desa sebagai wakil demang Adiraja untuk mengatur tatanan wilayah dan pemerintahan desa tersebut. Untuk melancarkan aktifitas masyarakat desa tersebut membentuk tempat saresehan yang disebut dengan “Pasemuan”. Sampai sekarang pun masih ada sering disebut oleh warga sebagai Semuan

Kyai dan Pendiri Desa Kalikudi

Silsilah Kepala Desa

Bangsacandra

Kepala Desa Satu
xxxx – xxxx

Raden Astrawedana

Kepala Desa Dua
xxxx – xxxx

Ranawecana 1

Kepala Desa Tiga
xxxx – xxxx

Ketadiwirya

Kepala Desa Periode
1882 – 1899

Arsadiakra Ranawecana II

Kepala Desa Periode
1899 – 1916

Wangsadiwirya

Kepala Desa Periode
1916 – 1944

Harjodiwongso

Kepala Desa Periode
1944 – 1965

Diran

Kepala Desa Periode
1965 – 1966

Sidas Hadiwijoyo

Kepala Desa Periode
1966 – 

Ngadiyo Hadi

Kepala Desa Periode
xxxx- xxxx

Slamet Purwadi

Kepala Desa Periode
xxxx- xxxx

Narwan

Kepala Desa Periode
xxxx – xxxx

Suparman H.P

Kepala Desa Periode
xxxx- xxxx

Nartam

Kepala Desa Periode
2019 – 2025